Fisika, sebagai ilmu yang mempelajari alam semesta dari skala terkecil hingga terbesar, seringkali memicu rasa penasaran sekaligus tantangan bagi siswa. Semester 2 kelas 11 biasanya mencakup topik-topik yang lebih mendalam dan membutuhkan pemahaman konsep yang kuat, serta kemampuan aplikasi yang baik. Mulai dari termodinamika yang hangat hingga listrik dan magnet yang dinamis, setiap bab menawarkan peluang untuk mengasah kemampuan analisis dan pemecahan masalah.
Artikel ini dirancang untuk membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi ujian atau sekadar memperdalam pemahaman materi fisika semester 2 kelas 11. Kita akan mengupas tuntas beberapa contoh soal dari topik-topik kunci, lengkap dengan penjelasan langkah demi langkah. Dengan latihan yang terarah, diharapkan Anda dapat membangun kepercayaan diri dan meraih hasil terbaik.
Mari kita mulai perjalanan kita menjelajahi dunia fisika semester 2 kelas 11!

Topik 1: Termodinamika – Panas, Usaha, dan Energi
Termodinamika adalah studi tentang panas dan hubungannya dengan bentuk energi lainnya. Konsep-konsep seperti hukum pertama dan kedua termodinamika, proses isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik menjadi landasan dalam bab ini.
Contoh Soal 1.1 (Hukum Pertama Termodinamika):
Sebuah gas ideal mengalami proses pemampatan isobarik. Awalnya gas berada pada suhu 27°C dan bervolume 2 liter. Jika gas menerima kalor sebesar 500 Joule dan melakukan usaha sebesar 200 Joule, berapakah perubahan energi dalam gas tersebut?
Pembahasan:
Soal ini menguji pemahaman kita tentang Hukum Pertama Termodinamika, yang menyatakan bahwa perubahan energi dalam suatu sistem sama dengan kalor yang ditambahkan ke sistem dikurangi usaha yang dilakukan oleh sistem.
-
Diketahui:
- Kalor yang diterima (Q) = +500 Joule (positif karena diterima)
- Usaha yang dilakukan (W) = +200 Joule (positif karena dilakukan oleh gas)
- Suhu awal (T1) = 27°C = 27 + 273 = 300 K
- Volume awal (V1) = 2 liter
-
Ditanya: Perubahan energi dalam (ΔU)
-
Rumus yang digunakan: Hukum Pertama Termodinamika
ΔU = Q – W -
Langkah Penyelesaian:
- Identifikasi nilai-nilai yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Perhatikan tanda positif/negatif untuk kalor dan usaha.
- Substitusikan nilai Q dan W ke dalam rumus Hukum Pertama Termodinamika.
- Hitung nilai ΔU.
ΔU = 500 Joule – 200 Joule
ΔU = 300 Joule -
Kesimpulan: Perubahan energi dalam gas tersebut adalah 300 Joule.
Contoh Soal 1.2 (Proses Termodinamika):
Dalam sebuah silinder tertutup terdapat 2 mol gas ideal monoatomik. Gas tersebut mengalami proses pemuaian isotermal pada suhu 27°C, di mana volumenya berubah dari 5 liter menjadi 10 liter. Tentukan usaha yang dilakukan oleh gas selama proses ini! (R = 8,31 J/mol·K)
Pembahasan:
Proses isotermal adalah proses di mana suhu gas tetap konstan. Dalam proses ini, energi dalam gas ideal tidak berubah (ΔU = 0), sehingga seluruh kalor yang ditambahkan akan diubah menjadi usaha.
-
Diketahui:
- Jumlah mol gas (n) = 2 mol
- Suhu (T) = 27°C = 27 + 273 = 300 K
- Volume awal (V1) = 5 liter = 5 x 10⁻³ m³
- Volume akhir (V2) = 10 liter = 10 x 10⁻³ m³
- Tetapan gas ideal (R) = 8,31 J/mol·K
-
Ditanya: Usaha yang dilakukan (W)
-
Rumus yang digunakan: Usaha pada proses isotermal
W = nRT ln(V2/V1) -
Langkah Penyelesaian:
- Ubah satuan volume dari liter ke meter kubik jika diperlukan oleh rumus, namun dalam kasus perbandingan volume, satuan liter sudah cukup.
- Pastikan suhu dalam Kelvin.
- Substitusikan nilai-nilai ke dalam rumus usaha pada proses isotermal.
- Hitung nilai W.
W = (2 mol) (8,31 J/mol·K) (300 K) ln(10 liter / 5 liter)
W = 4986 J ln(2)
Karena ln(2) ≈ 0,693
W ≈ 4986 J * 0,693
W ≈ 3455,298 Joule -
Kesimpulan: Usaha yang dilakukan oleh gas selama proses pemuaian isotermal adalah sekitar 3455,3 Joule.
Topik 2: Gelombang – Getaran yang Merambat
Bab gelombang seringkali melibatkan pemahaman tentang jenis-jenis gelombang, besaran-besaran gelombang seperti frekuensi, periode, panjang gelombang, cepat rambat, dan superposisi gelombang.
Contoh Soal 2.1 (Besaran-besaran Gelombang):
Sebuah gelombang transversal merambat pada tali dengan frekuensi 10 Hz dan panjang gelombang 0,5 meter. Jika sebuah titik pada tali bergetar naik turun sebanyak 20 kali dalam waktu 2 detik, tentukan cepat rambat gelombang tersebut!
Pembahasan:
Soal ini mengharuskan kita untuk menghitung cepat rambat gelombang menggunakan informasi yang diberikan.
-
Diketahui:
- Frekuensi (f) = 10 Hz
- Panjang gelombang (λ) = 0,5 meter
- Jumlah getaran = 20 kali
- Waktu = 2 detik
-
Ditanya: Cepat rambat gelombang (v)
-
Rumus yang digunakan:
- Cepat rambat gelombang: v = λf
- Frekuensi (jika belum diketahui): f = jumlah getaran / waktu
-
Langkah Penyelesaian:
- Hitung frekuensi gelombang dari informasi jumlah getaran dan waktu, jika belum diketahui.
- Gunakan rumus cepat rambat gelombang v = λf.
- Substitusikan nilai-nilai yang diketahui.
-
Menghitung frekuensi (jika perlu):
f = 20 kali / 2 detik = 10 Hz. (Dalam soal ini, frekuensi sudah diberikan, jadi informasi ini hanya sebagai konfirmasi atau jika frekuensi belum diketahui). -
Menghitung cepat rambat gelombang:
v = λf
v = (0,5 meter) * (10 Hz)
v = 5 m/s
-
Kesimpulan: Cepat rambat gelombang tersebut adalah 5 m/s.
Contoh Soal 2.2 (Superposisi Gelombang):
Dua gelombang identik dengan persamaan y1 = 0,1 sin(2πt – 4πx) dan y2 = 0,1 sin(2πt – 4πx + π) merambat di tempat yang sama. Tentukan hasil superposisi kedua gelombang tersebut.
Pembahasan:
Superposisi gelombang terjadi ketika dua atau lebih gelombang bertemu di satu titik. Hasilnya adalah gelombang baru yang amplitudonya merupakan penjumlahan dari amplitudo gelombang-gelombang pembentuknya.
-
Diketahui:
- Gelombang 1: y1 = 0,1 sin(2πt – 4πx)
- Gelombang 2: y2 = 0,1 sin(2πt – 4πx + π)
-
Ditanya: Persamaan gelombang hasil superposisi (y)
-
Rumus yang digunakan: Prinsip Superposisi
y = y1 + y2 -
Langkah Penyelesaian:
- Identifikasi kedua persamaan gelombang.
- Gunakan prinsip superposisi untuk menjumlahkan kedua gelombang.
- Manfaatkan identitas trigonometri jika diperlukan.
y = y1 + y2
y = 0,1 sin(2πt – 4πx) + 0,1 sin(2πt – 4πx + π)Perhatikan bahwa sin(θ + π) = -sin(θ).
Jadi, sin(2πt – 4πx + π) = -sin(2πt – 4πx).y = 0,1 sin(2πt – 4πx) + 0,1
y = 0,1 sin(2πt – 4πx) – 0,1 sin(2πt – 4πx)
y = 0 -
Kesimpulan: Hasil superposisi kedua gelombang tersebut adalah y = 0. Ini berarti kedua gelombang mengalami interferensi destruktif sempurna.
Topik 3: Listrik Dinamis – Arus, Tegangan, dan Rangkaian
Bab listrik dinamis membahas tentang aliran muatan listrik, yang melibatkan konsep arus listrik, beda potensial (tegangan), hambatan, daya listrik, serta hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff.
Contoh Soal 3.1 (Hukum Ohm dan Rangkaian Seri-Paralel):
Dalam sebuah rangkaian listrik terdapat tiga resistor yang dirangkai secara paralel. Nilai hambatan masing-masing resistor adalah R1 = 2 Ω, R2 = 3 Ω, dan R3 = 6 Ω. Rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 12 Volt. Tentukan:
a. Hambatan total rangkaian.
b. Arus total yang mengalir dalam rangkaian.
c. Arus yang mengalir pada masing-masing resistor.
Pembahasan:
Soal ini menguji kemampuan kita dalam menghitung hambatan total dan arus pada rangkaian paralel, serta mengaplikasikan Hukum Ohm.
-
Diketahui:
- R1 = 2 Ω
- R2 = 3 Ω
- R3 = 6 Ω
- Tegangan sumber (V) = 12 Volt
-
Ditanya:
a. Hambatan total (R_total)
b. Arus total (I_total)
c. Arus pada R1 (I1), R2 (I2), R3 (I3) -
Rumus yang digunakan:
- Hambatan total rangkaian paralel: 1/R_total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
- Hukum Ohm: V = I * R atau I = V / R
-
Langkah Penyelesaian:
a. Menghitung Hambatan Total (R_total):
1/R_total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
1/R_total = 1/2 + 1/3 + 1/6
Samakan penyebutnya menjadi 6:
1/R_total = 3/6 + 2/6 + 1/6
1/R_total = 6/6
1/R_total = 1
R_total = 1 Ωb. Menghitung Arus Total (I_total):
Menggunakan Hukum Ohm:
I_total = V / R_total
I_total = 12 Volt / 1 Ω
I_total = 12 Amperec. Menghitung Arus pada Masing-masing Resistor:
Pada rangkaian paralel, tegangan pada setiap komponen adalah sama dengan tegangan sumber.-
Arus pada R1 (I1):
I1 = V / R1
I1 = 12 Volt / 2 Ω
I1 = 6 Ampere -
Arus pada R2 (I2):
I2 = V / R2
I2 = 12 Volt / 3 Ω
I2 = 4 Ampere -
Arus pada R3 (I3):
I3 = V / R3
I3 = 12 Volt / 6 Ω
I3 = 2 Ampere -
Pengecekan (berdasarkan Hukum Kirchhoff Arus): I_total = I1 + I2 + I3
12 Ampere = 6 Ampere + 4 Ampere + 2 Ampere
12 Ampere = 12 Ampere (Sesuai)
-
-
Kesimpulan:
a. Hambatan total rangkaian adalah 1 Ω.
b. Arus total yang mengalir dalam rangkaian adalah 12 Ampere.
c. Arus yang mengalir pada R1 adalah 6 A, pada R2 adalah 4 A, dan pada R3 adalah 2 A.
Contoh Soal 3.2 (Hukum Kirchhoff Tegangan):
Perhatikan gambar rangkaian loop tunggal berikut (bayangkan sebuah rangkaian dengan dua baterai dan dua resistor). Baterai pertama memiliki tegangan 6 Volt dan hambatan dalam 1 Ω. Baterai kedua memiliki tegangan 3 Volt dan hambatan dalam 0,5 Ω. Kedua baterai dirangkai berlawanan arah. Terdapat resistor eksternal sebesar 4 Ω yang terhubung seri dengan kedua baterai. Tentukan besar dan arah arus listrik dalam rangkaian tersebut.
Pembahasan:
Hukum Kirchhoff Tegangan (Hukum II Kirchhoff) menyatakan bahwa jumlah aljabar perubahan potensial (tegangan) dalam suatu lintasan tertutup (loop) sama dengan nol.
-
Diketahui:
- Baterai 1 (ε1) = 6 V, hambatan dalam (r1) = 1 Ω
- Baterai 2 (ε2) = 3 V, hambatan dalam (r2) = 0,5 Ω
- Resistor eksternal (R) = 4 Ω
- Kedua baterai berlawanan arah.
-
Ditanya: Besar dan arah arus listrik (I)
-
Rumus yang digunakan: Hukum Kirchhoff Tegangan (Σε + ΣIR = 0)
-
Langkah Penyelesaian:
-
Gambarlah skema rangkaian: Buat sketsa rangkaian, termasuk arah loop dan arah arus yang diasumsikan.
-
Tentukan arah loop dan arah arus: Asumsikan arah loop searah jarum jam. Asumsikan arah arus searah jarum jam juga.
-
Terapkan Hukum Kirchhoff Tegangan: Telusuri loop.
- Saat melewati baterai dari kutub negatif ke positif, tegangan bertambah (+ε).
- Saat melewati baterai dari kutub positif ke negatif, tegangan berkurang (-ε).
- Saat melewati resistor searah dengan arah arus, tegangan turun (-IR).
- Saat melewati resistor berlawanan arah dengan arah arus, tegangan naik (+IR).
-
Tuliskan persamaan:
Kita mulai dari titik tertentu dan bergerak searah jarum jam.
-ε1 (dari positif ke negatif) – Ir1 (searah arus) – IR (searah arus) + ε2 (dari negatif ke positif) – I*r2 (searah arus) = 0-6 V – I(1 Ω) – I(4 Ω) + 3 V – I*(0,5 Ω) = 0
-6 – I – 4I + 3 – 0,5I = 0
-3 – 5,5I = 0
-5,5I = 3
I = 3 / -5,5
I ≈ -0,545 Ampere -
Interpretasikan Hasil: Tanda negatif pada arus menunjukkan bahwa arah arus yang kita asumsikan berlawanan dengan arah arus sebenarnya. Jadi, arus mengalir berlawanan arah jarum jam.
-
-
Kesimpulan: Besar arus listrik dalam rangkaian adalah sekitar 0,545 Ampere, dan arahnya berlawanan dengan arah jarum jam (atau searah dengan kutub positif baterai 6V).
Topik 4: Medan Magnet dan Gaya Lorentz – Tarikan dan Dorongan Magnetik
Bagian ini membahas tentang bagaimana listrik menghasilkan magnet dan bagaimana medan magnet dapat menghasilkan gaya pada kawat berarus atau muatan bergerak. Konsep kunci meliputi induksi magnetik, gaya Lorentz, dan kemagnetan bahan.
Contoh Soal 4.1 (Gaya Lorentz pada Kawat Berarus):
Sebuah kawat lurus panjang dialiri arus listrik sebesar 5 A. Kawat tersebut berada dalam medan magnetik seragam sebesar 0,2 Tesla yang arahnya tegak lurus terhadap kawat. Jika panjang kawat yang berada dalam medan magnet adalah 1 meter, berapakah besar gaya Lorentz yang dialami kawat tersebut?
Pembahasan:
Gaya Lorentz adalah gaya yang dialami oleh kawat berarus listrik ketika berada dalam medan magnet.
-
Diketahui:
- Arus listrik (I) = 5 A
- Medan magnetik (B) = 0,2 T
- Panjang kawat (l) = 1 m
- Sudut antara arah arus dan medan magnet (θ) = 90° (tegak lurus)
-
Ditanya: Besar gaya Lorentz (F)
-
Rumus yang digunakan: Gaya Lorentz pada kawat berarus
F = B I l * sin(θ) -
Langkah Penyelesaian:
- Identifikasi nilai-nilai yang diketahui.
- Substitusikan nilai-nilai ke dalam rumus gaya Lorentz.
- Hitung nilai F.
F = (0,2 T) (5 A) (1 m) sin(90°)
Karena sin(90°) = 1
F = (0,2 T) (5 A) (1 m) 1
F = 1 Newton -
Kesimpulan: Besar gaya Lorentz yang dialami kawat tersebut adalah 1 Newton.
Contoh Soal 4.2 (Gaya Lorentz pada Muatan Bergerak):
Sebuah elektron dengan muatan -1,6 x 10⁻¹⁹ C bergerak dengan kecepatan 2 x 10⁶ m/s tegak lurus terhadap medan magnetik sebesar 0,5 T. Tentukan besar gaya Lorentz yang dialami elektron tersebut!
Pembahasan:
Gaya Lorentz juga dialami oleh muatan listrik yang bergerak dalam medan magnet.
-
Diketahui:
- Muatan elektron (q) = -1,6 x 10⁻¹⁹ C (besar muatan yang digunakan adalah nilai absolutnya)
- Kecepatan (v) = 2 x 10⁶ m/s
- Medan magnetik (B) = 0,5 T
- Sudut antara arah kecepatan dan medan magnet (θ) = 90° (tegak lurus)
-
Ditanya: Besar gaya Lorentz (F)
-
Rumus yang digunakan: Gaya Lorentz pada muatan bergerak
F = |q| B v * sin(θ) -
Langkah Penyelesaian:
- Gunakan nilai absolut dari muatan.
- Substitusikan nilai-nilai ke dalam rumus gaya Lorentz.
- Hitung nilai F.
F = | -1,6 x 10⁻¹⁹ C | (0,5 T) (2 x 10⁶ m/s) sin(90°)
F = (1,6 x 10⁻¹⁹ C) (0,5 T) (2 x 10⁶ m/s) 1
F = (1,6 0,5 2) x 10⁻¹⁹⁺⁶ N
F = 1,6 x 10⁻¹³ N -
Kesimpulan: Besar gaya Lorentz yang dialami elektron tersebut adalah 1,6 x 10⁻¹³ Newton.
Penutup: Kunci Sukses Memahami Fisika
Mempelajari fisika semester 2 kelas 11 membutuhkan lebih dari sekadar menghafal rumus. Pemahaman mendalam terhadap konsep-konsep dasar, kemampuan menerjemahkan soal cerita ke dalam model matematis, dan ketelitian dalam perhitungan adalah kunci utama. Contoh-contoh soal di atas hanyalah sebagian kecil dari variasi soal yang mungkin Anda temui.
Tips Tambahan untuk Sukses:
- Pahami Konsep: Jangan hanya menghafal, tapi pahami mengapa suatu rumus berlaku dan bagaimana konsep tersebut bekerja.
- Latihan Soal Rutin: Semakin banyak Anda berlatih, semakin terbiasa Anda mengenali pola soal dan strategi penyelesaiannya.
- Buat Catatan Sendiri: Tulis ulang rumus dan konsep dengan bahasa Anda sendiri. Buat rangkuman materi.
- Diskusi dengan Teman: Belajar kelompok dapat membantu Anda melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dan memperjelas keraguan.
- Jangan Takut Bertanya: Jika ada yang tidak dipahami, jangan ragu bertanya kepada guru atau teman.
- Gunakan Sumber Belajar Lain: Manfaatkan buku teks, internet, video pembelajaran, dan sumber daya lain untuk memperkaya pemahaman.
Dengan persiapan yang matang dan semangat belajar yang tinggi, fisika semester 2 kelas 11 bukan lagi menjadi momok yang menakutkan, melainkan sebuah petualangan intelektual yang menarik. Selamat belajar dan semoga sukses!

Tinggalkan Balasan