Menguasai Fisika Kimia Kelas 10 SMK Semester 2: Panduan Lengkap dengan Contoh Soal

Menguasai Fisika Kimia Kelas 10 SMK Semester 2: Panduan Lengkap dengan Contoh Soal

Menguasai Fisika Kimia Kelas 10 SMK Semester 2: Panduan Lengkap dengan Contoh Soal

Fisika Kimia merupakan cabang ilmu yang menggabungkan prinsip-prinsip fisika dengan konsep-konsep kimia untuk menjelaskan fenomena-fenomena kimia pada tingkat molekuler dan atomik. Bagi siswa SMK kelas 10 semester 2, pemahaman yang kuat terhadap materi ini sangat krusial karena menjadi fondasi untuk mata pelajaran kimia dan fisika yang lebih mendalam di jenjang selanjutnya, serta relevan dengan berbagai bidang kejuruan.

Semester 2 di kelas 10 SMK umumnya akan mengupas tuntas topik-topik penting seperti termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, dan larutan asam-basa. Masing-masing topik ini memiliki karakteristik dan penerapan yang unik, namun saling terkait. Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif bagi Anda untuk memahami konsep-konsep tersebut, dilengkapi dengan contoh-contoh soal yang bervariasi dan mendalam, beserta pembahasannya. Tujuannya adalah agar Anda tidak hanya menghafal rumus, tetapi benar-benar mengerti cara mengaplikasikannya dalam penyelesaian masalah.

1. Termokimia: Memahami Energi dalam Reaksi Kimia

Menguasai Fisika Kimia Kelas 10 SMK Semester 2: Panduan Lengkap dengan Contoh Soal

Termokimia adalah studi tentang perubahan energi yang menyertai reaksi kimia. Konsep utama dalam termokimia meliputi entalpi (H), entalpi pembentukan standar (ΔHf°), entalpi penguraian, entalpi pembakaran, dan hukum Hess. Memahami apakah suatu reaksi melepaskan energi (eksotermik, ΔH negatif) atau menyerap energi (endotermik, ΔH positif) sangat penting dalam berbagai proses industri.

Konsep Kunci:

  • Entalpi (H): Ukuran total energi panas dalam suatu sistem pada tekanan konstan. Perubahan entalpi (ΔH) adalah perbedaan entalpi produk dan reaktan.
  • Reaksi Eksotermik: Reaksi yang melepaskan panas ke lingkungan (ΔH < 0).
  • Reaksi Endotermik: Reaksi yang menyerap panas dari lingkungan (ΔH > 0).
  • Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf°): Perubahan entalpi ketika 1 mol senyawa terbentuk dari unsur-unsurnya dalam keadaan standar.
  • Hukum Hess: Perubahan entalpi total suatu reaksi tidak bergantung pada tahapan reaksi, melainkan hanya pada keadaan awal dan akhir.

Contoh Soal Termokimia:

Soal 1.1: Diketahui entalpi pembentukan standar (ΔHf°) beberapa zat sebagai berikut:

  • ΔHf° CO₂(g) = -393,5 kJ/mol
  • ΔHf° H₂O(l) = -285,8 kJ/mol
  • ΔHf° C₂H₂(g) = +227,0 kJ/mol

Hitunglah perubahan entalpi standar (ΔH°) untuk reaksi pembakaran asetilena (C₂H₂) berikut:
C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

Pembahasan Soal 1.1:

Untuk menghitung perubahan entalpi standar reaksi (ΔH°reaksi), kita dapat menggunakan rumus:
ΔH°reaksi = Σ ΔHf° (produk) – Σ ΔHf° (reaktan)

Dalam reaksi ini, produknya adalah 2 mol CO₂(g) dan 1 mol H₂O(l), sedangkan reaktannya adalah 1 mol C₂H₂(g) dan 5/2 mol O₂(g). Entalpi pembentukan standar unsur bebas dalam keadaan standar (seperti O₂(g)) adalah nol.

ΔH°reaksi = –

Substitusikan nilai-nilai yang diketahui:
ΔH°reaksi = –
ΔH°reaksi = –
ΔH°reaksi = –
ΔH°reaksi = -1072,8 kJ – 227,0 kJ
ΔH°reaksi = -1300,0 kJ

Jadi, perubahan entalpi standar untuk reaksi pembakaran asetilena adalah -1300,0 kJ. Tanda negatif menunjukkan bahwa reaksi ini bersifat eksotermik, melepaskan energi panas.

Soal 1.2 (Menggunakan Hukum Hess): Diketahui entalpi reaksi berikut:

  1. C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH₁ = -393,5 kJ
  2. 2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l) ΔH₂ = -571,6 kJ
  3. C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g) ΔH₃ = +227,0 kJ

Hitunglah perubahan entalpi untuk reaksi pembakaran asetilena:
C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

Pembahasan Soal 1.2:

Kita perlu memanipulasi reaksi-reaksi yang diketahui agar sesuai dengan reaksi target.

  • Reaksi Target: C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

Mari kita manipulasi reaksi yang diketahui:

  1. C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH₁ = -393,5 kJ
    Kita memerlukan 2 mol CO₂(g) di produk, jadi kita kalikan reaksi 1 dengan 2:
    2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH₁’ = 2 × (-393,5 kJ) = -787,0 kJ

  2. 2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l) ΔH₂ = -571,6 kJ
    Kita memerlukan 1 mol H₂O(l) di produk. Reaksi 2 menghasilkan 2 mol H₂O(l). Jadi, kita bagi reaksi 2 dengan 2:
    H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH₂’ = 1/2 × (-571,6 kJ) = -285,8 kJ

  3. C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g) ΔH₃ = +227,0 kJ
    Kita memerlukan 1 mol C₂H₂(g) di reaktan. Reaksi 3 sudah memiliki 1 mol C₂H₂(g) di reaktan. Namun, reaksi ini menghasilkan 2 C(s) dan 1 H₂(g) di produk, yang perlu kita hilangkan agar sesuai dengan reaksi target. Kita perlu membalik reaksi 3 dan mengalikannya agar C dan H₂ muncul di sisi yang benar dan jumlahnya hilang.

    Mari kita lihat kembali reaksi target:
    C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

    Jika kita menjumlahkan reaksi 1′ dan 2′, kita mendapatkan:
    2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH₁’ = -787,0 kJ
    H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH₂’ = -285,8 kJ

    2 C(s) + H₂(g) + 2 O₂(g) + 1/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)
    2 C(s) + H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l) ΔH = -787,0 kJ – 285,8 kJ = -1072,8 kJ

    Sekarang bandingkan dengan reaksi 3:
    C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g) ΔH₃ = +227,0 kJ

    Perhatikan bahwa 2 C(s) + H₂(g) muncul di produk pada hasil penjumlahan reaksi 1′ dan 2′, dan muncul di produk pada reaksi 3. Agar 2 C(s) + H₂(g) saling menghilangkan, kita perlu membalik reaksi 3.

    Jika kita membalik reaksi 3:
    2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g) ΔH₃’ = -ΔH₃ = -227,0 kJ

    Sekarang mari kita jumlahkan reaksi 1′, 2′, dan reaksi 3 yang dibalik:
    2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH₁’ = -787,0 kJ
    H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH₂’ = -285,8 kJ
    2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g) ΔH₃’ = -227,0 kJ <– Ada kesalahan dalam logika di sini.

    Mari kita ulangi dengan hati-hati:
    Reaksi target: C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

    Kita perlu C₂H₂(g) di reaktan. Reaksi 3 adalah C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g). Untuk mendapatkan C₂H₂(g) di reaktan, kita balik reaksi 3:
    2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g) ΔH₃’ = -227,0 kJ

    Kita perlu 2 CO₂(g) di produk. Reaksi 1 adalah C(s) + O₂(g) → CO₂(g). Kita kalikan dengan 2:
    2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH₁’ = 2 × (-393,5 kJ) = -787,0 kJ

    Kita perlu H₂O(l) di produk. Reaksi 2 adalah 2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l). Kita bagi dengan 2:
    H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH₂’ = 1/2 × (-571,6 kJ) = -285,8 kJ

    Sekarang, mari kita lihat reaktan dan produk yang kita miliki dari reaksi-reaksi yang dimodifikasi ini:
    Dari 2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g)
    Dari 2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g)
    Dari H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l)

    Jika kita menjumlahkan reaksi-reaksi ini, kita akan mendapatkan:
    (2 C(s) + H₂(g)) + (2 C(s) + 2 O₂(g)) + (H₂(g) + 1/2 O₂(g)) → C₂H₂(g) + 2 CO₂(g) + H₂O(l)

    Ini jelas salah karena ada zat yang muncul di kedua sisi. Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi total suatu reaksi tidak bergantung pada tahapan reaksi, melainkan hanya pada keadaan awal dan akhir. Ini berarti kita harus menyusun reaksi-reaksi yang diketahui sedemikian rupa sehingga ketika dijumlahkan, semua zat perantara (intermediate) saling menghilangkan, menyisakan reaktan dan produk dari reaksi target.

    Mari kita ulangi lagi, fokus pada menghilangkan zat perantara.
    Reaksi target: C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

    1. C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH₁ = -393,5 kJ
      Kita butuh 2 CO₂(g) di produk. Kalikan reaksi 1 dengan 2:
      2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH₁’ = -787,0 kJ

    2. 2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l) ΔH₂ = -571,6 kJ
      Kita butuh 1 H₂O(l) di produk. Bagi reaksi 2 dengan 2:
      H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH₂’ = -285,8 kJ

    3. C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g) ΔH₃ = +227,0 kJ
      Kita butuh C₂H₂(g) di reaktan. Balik reaksi 3:
      2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g) ΔH₃’ = -227,0 kJ

    Sekarang, kita perlu menyusun reaksi 1′, 2′, dan 3′ agar ketika dijumlahkan, kita mendapatkan reaksi target.
    Perhatikan bahwa 2 C(s) muncul di reaktan pada reaksi 1′ dan di produk pada reaksi 3′. Ini akan saling menghilangkan jika kita membalik reaksi 3′ menjadi C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g).

    Mari kita susun kembali langkah-langkahnya agar lebih sistematis:

    • Reaksi Target: C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

    • Reaksi yang diketahui:
      (a) C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH = -393,5 kJ
      (b) 2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l) ΔH = -571,6 kJ
      (c) C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g) ΔH = +227,0 kJ

    • Manipulasi:

      • Untuk mendapatkan 2 CO₂(g) di produk, kita kalikan reaksi (a) dengan 2:
        2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH = 2 × (-393,5) = -787,0 kJ

      • Untuk mendapatkan 1 H₂O(l) di produk, kita bagi reaksi (b) dengan 2:
        H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH = 1/2 × (-571,6) = -285,8 kJ

      • Untuk mendapatkan C₂H₂(g) di reaktan, kita perlu membalik reaksi (c):
        2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g) ΔH = -227,0 kJ

    • Menjumlahkan reaksi yang dimanipulasi:
      Mari kita perhatikan zat-zat yang ada di reaktan dan produk dari manipulasi yang kita lakukan:

      Reaksi 1 (dimanipulasi): 2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g)
      Reaksi 2 (dimanipulasi): H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l)
      Reaksi 3 (dimanipulasi): 2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g)

      Kita perlu C₂H₂(g) di reaktan. Reaksi 3 yang dimanipulasi (setelah dibalik) memiliki C₂H₂(g) di produk. Jadi kita harus menggunakan reaksi (c) asli untuk mendapatkan C₂H₂(g) di reaktan.

      Mari kita mulai lagi dengan cara berpikir yang berbeda:
      Kita ingin C₂H₂(g) di reaktan. Reaksi (c) adalah C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g).
      Kita ingin 2 CO₂(g) di produk. Reaksi (a) adalah C(s) + O₂(g) → CO₂(g).
      Kita ingin H₂O(l) di produk. Reaksi (b) adalah 2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l).

      • Reaksi (c) harus dibalik:
        2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g) ΔH = -227,0 kJ

      • Reaksi (a) harus dikalikan 2:
        2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH = -787,0 kJ

      • Reaksi (b) harus dibagi 2:
        H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH = -285,8 kJ

      Sekarang, mari kita lihat apa yang terjadi jika kita menjumlahkan reaksi-reaksi ini:
      (2 C(s) + H₂(g)) + (2 C(s) + 2 O₂(g)) + (H₂(g) + 1/2 O₂(g)) → C₂H₂(g) + 2 CO₂(g) + H₂O(l)

      Ini masih belum benar. Zat perantara 2 C(s) dan H₂(g) muncul di kedua sisi.

      Kuncinya adalah: Kita harus menghilangkan zat perantara.

      Mari kita fokus pada reaktan dan produk dari reaksi target:
      Reaktan: C₂H₂(g), 5/2 O₂(g)
      Produk: 2 CO₂(g), H₂O(l)

      • Untuk mendapatkan C₂H₂(g) di reaktan, kita perlu membalik reaksi (c):
        2 C(s) + H₂(g) → C₂H₂(g) ΔH = -227,0 kJ

      • Untuk mendapatkan 2 CO₂(g) di produk, kita perlu mengalikan reaksi (a) dengan 2:
        2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH = -787,0 kJ

      • Untuk mendapatkan H₂O(l) di produk, kita perlu membagi reaksi (b) dengan 2:
        H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH = -285,8 kJ

      Sekarang, mari kita lihat bagaimana kita bisa menggabungkan ini.
      Kita punya 2 C(s) di reaktan dari reaksi (c) yang dibalik.
      Kita punya 2 C(s) di reaktan dari reaksi (a) yang dikalikan 2.
      Ini berarti 2 C(s) tidak akan saling menghilangkan.

      Kembali ke definisi Hukum Hess: Perubahan entalpi suatu reaksi adalah jumlah perubahan entalpi dari semua langkah yang terjadi.

      Mari kita perhatikan lagi reaksi yang diberikan:
      (1) C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH₁ = -393,5 kJ
      (2) 2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(l) ΔH₂ = -571,6 kJ
      (3) C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g) ΔH₃ = +227,0 kJ

      Reaksi target: C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

      • Kita perlu C₂H₂(g) di reaktan. Reaksi (3) sudah memiliki C₂H₂(g) di reaktan. Jadi, kita gunakan reaksi (3) apa adanya:
        C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g) ΔH = +227,0 kJ

      • Kita perlu 2 CO₂(g) di produk. Reaksi (1) menghasilkan CO₂(g). Kita kalikan reaksi (1) dengan 2:
        2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH = 2 × (-393,5) = -787,0 kJ

      • Kita perlu H₂O(l) di produk. Reaksi (2) menghasilkan 2 H₂O(l). Kita bagi reaksi (2) dengan 2:
        H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH = 1/2 × (-571,6) = -285,8 kJ

      Sekarang, mari kita jumlahkan ketiga reaksi yang dimodifikasi ini:
      C₂H₂(g) → 2 C(s) + H₂(g) ΔH = +227,0 kJ
      2 C(s) + 2 O₂(g) → 2 CO₂(g) ΔH = -787,0 kJ
      H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH = -285,8 kJ

      Jumlahkan semua sisi:
      (C₂H₂(g)) + (2 C(s) + 2 O₂(g)) + (H₂(g) + 1/2 O₂(g)) → (2 C(s) + H₂(g)) + (2 CO₂(g)) + (H₂O(l))

      Perhatikan zat yang muncul di kedua sisi:

      • 2 C(s) di reaktan pada baris 2, dan di produk pada baris 1. Ini akan saling menghilangkan.
      • H₂(g) di reaktan pada baris 3, dan di produk pada baris 1. Ini akan saling menghilangkan.

      Sisa zat adalah:
      C₂H₂(g) + 2 O₂(g) + 1/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)
      C₂H₂(g) + (2 + 1/2) O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)
      C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(l)

      Ini persis reaksi target!

      Sekarang, jumlahkan perubahan entalpinya:
      ΔH°reaksi = (+227,0 kJ) + (-787,0 kJ) + (-285,8 kJ)
      ΔH°reaksi = 227,0 – 787,0 – 285,8 kJ
      ΔH°reaksi = -560,0 – 285,8 kJ
      ΔH°reaksi = -845,8 kJ

      Catatan penting untuk siswa: Saat menggunakan Hukum Hess, selalu perhatikan zat apa yang perlu dihilangkan (zat perantara) dan pastikan zat tersebut berada di sisi yang berlawanan dari reaksi yang dimanipulasi agar bisa saling menghilangkan saat dijumlahkan.

2. Laju Reaksi: Seberapa Cepat Reaksi Berlangsung

Laju reaksi mengukur seberapa cepat konsentrasi reaktan berkurang atau konsentrasi produk bertambah per satuan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi meliputi konsentrasi reaktan, suhu, luas permukaan, dan katalis.

Konsep Kunci:

  • Laju Reaksi: Perubahan konsentrasi per satuan waktu.
  • Orde Reaksi: Pangkat dari konsentrasi reaktan dalam persamaan laju.
  • Konstanta Laju (k): Konstanta yang menghubungkan laju reaksi dengan konsentrasi reaktan.
  • Energi Aktivasi (Ea): Energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi dapat terjadi.
  • Teori Tumbukan: Agar reaksi terjadi, partikel reaktan harus bertumbukan dengan energi yang cukup dan orientasi yang tepat.

Contoh Soal Laju Reaksi:

Soal 2.1: Reaksi antara zat A dan B memiliki persamaan laju:
Laju = k ²

Jika konsentrasi A dinaikkan dua kali lipat dan konsentrasi B dinaikkan tiga kali lipat, berapa kali laju reaksi akan berubah?

Pembahasan Soal 2.1:

Persamaan laju adalah: Laju₁ = k ₁² ₁

Misalkan konsentrasi awal adalah ₁ dan ₁. Laju awalnya adalah Laju₁.
Sekarang, konsentrasi A dinaikkan dua kali lipat menjadi ₂ = 2₁, dan konsentrasi B dinaikkan tiga kali lipat menjadi ₂ = 3₁.
Laju reaksi yang baru, Laju₂, adalah:
Laju₂ = k ₂² ₂
Laju₂ = k (2₁)² (3₁)
Laju₂ = k (4₁²) (3₁)
Laju₂ = (4 × 3) × k ₁² ₁
Laju₂ = 12 × (k ₁² ₁)
Laju₂ = 12 × Laju₁

Jadi, laju reaksi akan berubah menjadi 12 kali laju semula.

Soal 2.2: Data percobaan untuk reaksi: 2 NO(g) + O₂(g) → 2 NO₂(g) adalah sebagai berikut:

Percobaan (M) (M) Laju Awal (M/s)
1 0,01 0,01 2,5 x 10⁻⁵
2 0,02 0,01 10,0 x 10⁻⁵
3 0,01 0,02 5,0 x 10⁻⁵

Tentukan:
a. Orde reaksi terhadap NO.
b. Orde reaksi terhadap O₂.
c. Persamaan laju reaksi.
d. Konstanta laju (k) beserta satuannya.
e. Laju reaksi jika = 0,005 M dan = 0,01 M.

Pembahasan Soal 2.2:

Persamaan laju umum untuk reaksi ini adalah: Laju = k ˣ ʸ

a. Orde reaksi terhadap NO (x):
Kita bandingkan Percobaan 1 dan 2, di mana konstan (0,01 M) tetapi berubah.
Laju₂ / Laju₁ = (k ₂ˣ ₂ʸ) / (k ₁ˣ ₁ʸ)
(10,0 x 10⁻⁵) / (2,5 x 10⁻⁵) = (0,02)ˣ / (0,01)ˣ
4 = (0,02 / 0,01)ˣ
4 = 2ˣ
Jadi, x = 2. Orde reaksi terhadap NO adalah 2.

b. Orde reaksi terhadap O₂ (y):
Kita bandingkan Percobaan 1 dan 3, di mana konstan (0,01 M) tetapi berubah.
Laju₃ / Laju₁ = (k ₃ˣ ₃ʸ) / (k ₁ˣ ₁ʸ)
(5,0 x 10⁻⁵) / (2,5 x 10⁻⁵) = (0,02)ʸ / (0,01)ʸ
2 = (0,02 / 0,01)ʸ
2 = 2ʸ
Jadi, y = 1. Orde reaksi terhadap O₂ adalah 1.

c. Persamaan laju reaksi:
Dengan x = 2 dan y = 1, persamaan laju adalah:
Laju = k ²

d. Konstanta laju (k) beserta satuannya:
Kita bisa menggunakan data dari salah satu percobaan. Mari kita gunakan Percobaan 1:
Laju₁ = k ₁² ₁
2,5 x 10⁻⁵ M/s = k (0,01 M)² (0,01 M)
2,5 x 10⁻⁵ M/s = k (0,0001 M²) (0,01 M)
2,5 x 10⁻⁵ M/s = k (1 x 10⁻⁶ M³)
k = (2,5 x 10⁻⁵ M/s) / (1 x 10⁻⁶ M³)
k = 25 M⁻²s⁻¹

Satuan konstanta laju (k) bergantung pada orde total reaksi. Orde total = x + y = 2 + 1 = 3.
Satuan k = (M/s) / M³ = M¹⁻³s⁻¹ = M⁻²s⁻¹.
Jadi, **k = 25 M⁻²s⁻¹**.

e. Laju reaksi jika = 0,005 M dan = 0,01 M:
Gunakan persamaan laju yang sudah kita tentukan dan nilai k:
Laju = k ²
Laju = (25 M⁻²s⁻¹) (0,005 M)² (0,01 M)
Laju = (25 M⁻²s⁻¹) (0,000025 M²) (0,01 M)
Laju = (25) (2,5 x 10⁻⁵ M²) (1 x 10⁻² M)
Laju = (25) (2,5 x 10⁻⁷ M³) s⁻¹
Laju = 62,5 x 10⁻⁷ M/s
Laju = 6,25 x 10⁻⁶ M/s

3. Kesetimbangan Kimia: Keadaan Stabil dalam Reaksi Reversibel

Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi reversibel (bolak-balik) ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik. Pada keadaan setimbang, konsentrasi reaktan dan produk tetap konstan, meskipun reaksi masih terus berlangsung.

Konsep Kunci:

  • Reaksi Reversibel: Reaksi yang dapat berlangsung dua arah.
  • Tetapan Kesetimbangan (Kc dan Kp): Rasio konsentrasi produk terhadap reaktan (dipangkatkan koefisiennya) pada kesetimbangan. Kp digunakan untuk reaksi yang melibatkan gas.
  • Prinsip Le Chatelier: Jika suatu sistem kesetimbangan mengalami perubahan, sistem akan bergeser sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh perubahan tersebut.

Contoh Soal Kesetimbangan Kimia:

Soal 3.1: Pada suhu tertentu, reaksi berikut berada dalam kesetimbangan:
N₂(g) + 3 H₂(g) ⇌ 2 NH₃(g)

Dalam wadah 1 liter, terdapat 0,5 mol N₂, 1,5 mol H₂, dan 1 mol NH₃. Hitunglah nilai tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi ini.

Pembahasan Soal 3.1:

Pertama, tentukan konsentrasi masing-masing zat pada kesetimbangan. Karena volume wadah adalah 1 liter, maka konsentrasi sama dengan jumlah mol.
= 0,5 M
= 1,5 M
= 1 M

Tetapan kesetimbangan (Kc) dihitung menggunakan rumus:
Kc = koefisien / koefisien

Untuk reaksi N₂(g) + 3 H₂(g) ⇌ 2 NH₃(g):
Kc = ² / ( × ³)

Substitusikan nilai-nilai konsentrasi:
Kc = (1 M)² / (0,5 M × (1,5 M)³)
Kc = 1 M² / (0,5 M × 3,375 M³)
Kc = 1 M² / (1,6875 M⁴)
Kc = 0,5925 M⁻³

Karena volume wadah 1 liter, Kc memiliki satuan M⁻³. Namun, dalam banyak konteks, satuan Kc seringkali diabaikan atau dinyatakan tanpa satuan. Jika diminta nilai saja:
Kc = 0,5925

Soal 3.2 (Prinsip Le Chatelier): Untuk reaksi kesetimbangan berikut:
2 SO₃(g) ⇌ 2 SO₂(g) + O₂(g) ΔH = +198 kJ

Bagaimana posisi kesetimbangan akan bergeser jika:
a. Suhu dinaikkan.
b. Tekanan diperbesar (dengan mengurangi volume wadah).
c. Ditambahkan katalis.
d. Konsentrasi SO₃ diperbesar.

Pembahasan Soal 3.2:

a. Suhu dinaikkan: Reaksi ini bersifat endotermik (ΔH positif), artinya reaksi maju menyerap panas. Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah yang menyerap panas, yaitu ke arah produk (kanan), untuk mengurangi kenaikan suhu.

  • Pergeseran: ke kanan (menghasilkan lebih banyak SO₂ dan O₂).

b. Tekanan diperbesar: Kita perlu membandingkan jumlah mol gas di reaktan dan produk.
Reaktan: 2 mol gas (2 SO₃)
Produk: 2 mol gas SO₂ + 1 mol gas O₂ = 3 mol gas
Karena jumlah mol gas di produk lebih banyak daripada di reaktan, memperbesar tekanan (memperkecil volume) akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah yang jumlah mol gasnya lebih sedikit, yaitu ke arah reaktan (kiri).

  • Pergeseran: ke kiri (menghasilkan lebih banyak SO₃).

c. Ditambahkan katalis: Katalis mempercepat laju reaksi maju dan reaksi balik dengan jumlah yang sama. Katalis tidak mengubah posisi kesetimbangan.

  • Pergeseran: tidak ada pergeseran.

d. Konsentrasi SO₃ diperbesar: SO₃ adalah reaktan. Jika konsentrasi reaktan diperbesar, sistem akan berusaha mengurangi kelebihan SO₃

admin
https://staimmkml.ac.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *